Artikel ini membahas bagaimana Majelis Taklim Aqaid Khamsin (MTAK) Pekalongan berupaya memperkuat doktrin teologis Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja), terutama doktrin teologis yang terkait dengan atribut ilahi. Teologi Aswaja telah menjadi doktrin Muslim Indonesia sejak lama, tetapi kemudian doktrin tersebut telah terkikis oleh doktrin-doktrin yang, utamanya Wahabisme dan Muktazilah. Teologi Wahabisme telah merelokasi takwil dalam memahami ayat-ayat antropomorfik, sementara doktrin Muktazili cenderung untuk mengganggu teologi Aswaja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara dan observasi. Untuk memperkuat teologi Aswaja di masyarakat, MTAK memberikan suatu ketentuan pemahaman kepada masyarakat dalam bentuk studi tentang atribut-atribut Allah dengan memperlengkapi jamaah argumen-argumen naqli (tekstual) dan aqli (rasional). Studi ini dilakukan dalam bentuk: (1) pengajaran umum untuk semua jamaah; (2) panduan dialogis; (3) bantuan untuk jamaah pemula; (4) konsolidasi argumen naqli dan aqli; dan (5) bantuan untuk kader senior untuk mengajar orang-orang di berbagai daerah di sekitar Pekalongan.
CITATION STYLE
Fahmi, M. S. (2018). Penguatan Teologi Aswaja Majelis Taklim Aqaid Khamsin Pekalongan. Religia, 49–66. https://doi.org/10.28918/religia.v21i1.1499
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.