BUDIDAYA UBIKAYU BERKELANJUTAN: POTENSI DAN PELUANGNYA

  • Saptono M
N/ACitations
Citations of this article
33Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Selain kesehatan masyarakat, ketahanan pangan adalah isu utama saat Pandemi Covid 19 dan menjelang memasuki masa endemi Covid 19. Sebagai negara dengan jumlah penduduk mencapai 269,6 juta jiwa lebih, Indonesia memerlukan kemantapan ketersediaan pangan. Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian sudah selayaknya dilakukan. Namun demikian, diversifikasi pangan menjadi hal lain yang perlu diperhatikan. Beras sebagai sumber karbohidrat dan sebagai bahan pokok pangan utama, selama ini sudah mendominasi kebutuhan kecukupan pangan. Lebih lanjut, perlu dilakukan diversifikasi sumber karbohidrat lain yang bisa dijadikan sumber pangan. Ubikayu adalah salah satu tanaman yang memungkinkan sebagai alternatif, selain beras. Total produksi ubikayu yang mencapai 16,67 juta ton tahun-1 pada tahun 2020-2021, menjadi gambaran potensi tanaman ini sebagai sumber pangan. Disisi lain, mengingat potensi terjadinya degradasi kesuburan tanah pada lahan yang dipakai untuk budidaya tanaman ubikayu monokultur, maka perlu dilakukan upaya pengelolaan tanah dan tanaman untuk usahatani ini. Dilaporkan dari beberapa hasil penelitian, bahwa pola tanam tumpangsari, termasuk agroforestri, direkomendasikan untuk dipakai dalam budidaya tanaman ubikayu. Penurunan hasil yang didapatkan dari tanaman ubikayu pada pola tanam tumpangsari atau agroforestri dibandingkan monokultur, masih bisa ditoleransi mengingat nilai kesetaraan lahan pada polatanam ini dan manfaat ekologi dari pohon bisa didapatkan pada sistem agroforestri.

Cite

CITATION STYLE

APA

Saptono, M. (2022). BUDIDAYA UBIKAYU BERKELANJUTAN: POTENSI DAN PELUANGNYA. PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA, 1, 13–29. https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.5

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free