Pembelajaran di sekolah diharapkan memunculkan siswa yang berkarakter serta mampu memelihara dan melestarikan budaya sebagai tumpuan karakter bangsa. Kenyataannya, berdasakan pendapat guru matematika diperoleh bahwa buku ajar yang ada kurang mendukung unsur budaya di lingkungan peserta didik. Selain itu, berdasarkan hasil PISA (Program for International Student Assessment) sejak tahun 2001, literasi siswa Indonesia selalu berada pada peringkat bawah dibandingkan dengan negara-negara yang menjadi peserta PISA. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka diadakan pengabdian bentuk pelatihan eksplorasi etnomatematika dalam pembelajaran geometri kepada 41 guru matematika SMP Kabupaten Banjar dengan tujuan peserta mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau instrumen penilaian dengan mengeksplorasi unsur etnomatematika dalam pembelajaran geometri untuk meningkatkan literasi siswa. Metode pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan dua mode, yaitu sinkronus dan asinkronus. Sinkronus dilakukan untuk memberikan ide kepada guru untuk menyisipkan unsur budaya dalam pembelajarannya sedangkan asinkronus dilakukan untuk membimbing 11 kelompok peserta menyusun rencana pembelajaran yang menggunakan unsur budaya Banjar. Peserta sangat tertarik terhadap materi yang diberikan dan berusaha menyusun rencana pembelajaran yang menyisipkan budaya Banjar. Budaya yang digunakan peserta kebanyakan adalah aneka kue tradisional Banjar. Target pengabdian tercapai dimana lebih dari 50% kelompok mampu menyusun RPP berbasis etnomatematika terkait pembelajaran geometri, diantaranya yaitu menghubungkan kegiatan literasi siswa dan instrumen penilaian pengetahuan materi unsur-unsur lingkaran dengan kue khas Kalimantan Selatan. Peserta mengharapkan ada pelatihan lanjutan untuk lebih banyak lagi menyusun rencana pembelajaran dengan materi yang berbeda. Learning in schools is expected to bring out students who have character and can maintain and preserve culture as the foundation of the nation's character. Based on the opinion of the mathematics teacher, it was found that the existing textbooks did not support the cultural elements in the students' environment. In addition, based on the results of the PISA (Program for International Student Assessment) since 2001, the literacy of Indonesian students has always been in the lower rank compared to countries that have participated in PISA. Based on the problems described above, a form of ethnomathematical exploration training was held in geometry learning to 41 mathematics teachers at the Banjar Regency Junior High School with the aim that participants were able to develop a Learning Implementation Plan or assessment instrument by exploring ethnomathematical elements in geometry learning to improve student literacy. Implementing the training is carried out in two modes, namely synchronous and asynchronous. Synchronous was carried out to provide ideas for teachers to insert cultural elements into their learning. In contrast, asynchronous was carried out to guide 11 participants in preparing learning plans that use Banjar cultural elements. Participants are very interested in the material provided and trying to develop a lesson plan that incorporates Banjar culture. The culture used by the participants is mostly traditional Banjar cakes. The service target was achieved when more than 50% of the group could afford it—compiling ethnomathematics-based lesson plans related to geometry learning, including linking student literacy activities and assessment instruments for material knowledge of circle elements with typical cakes of South Kalimantan. Participants expected further training to develop more lesson plans with different materials.
CITATION STYLE
Fajriah, N., Suryaningsih, Y., Kamaliyah, K., Budiarti, I., Adawiyah, R., Nasrullah, N., & Amalia, Z. (2022). Eksplorasi Etnomatematika dalam Pembelajaran Geometri untuk Meningkatkan Literasi Siswa. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1), 268. https://doi.org/10.20527/btjpm.v4i1.4369
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.