Lagu Madura merupakan salah satu wujud dari kebudayaan agung masyarakat Madura. Sayangnya faktor keterbatasan pemahaman tantang syair lagu–lagu Madura yang menjadikan lagu Madura kurang bermakna. Akibatnya, masyarakat Madura kurang bisa menghargai lagu-lagu tersebut dan hanya menempatkannya sebagai karya budaya yang tidak memiliki peran signifikan sama sekali dalam membangun masyarakat Madura. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan adanya makna polisemi kata “Aoleng” yang terdapat pada lagu-lagu yang berjudul : Ancep Aoleng Ka Allah, Jhâman Akhèr, Kadung Aoleng, Aoleng Pakobâssa,Tapèngsor, Ta’ Bhusen, Aoleng Sa Indonesia, Parabân Aoleng, Aghunjhek, Mantan Anyar, Korang Napè, dan Tambhuruwân. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : pada kumpulam Syair lagu-lagu Madura mengandung makna : polisemi kata “Aoleng”, makna tersebut yaitu : menari atau berjoget, beribadah, bernyanyi atau melantunkan sebuah lagu, judul lagu, suka atau cinta, dimasukkan, nama julukan seorang penyanyi, nama judul kaset, senang, ingat atau terbayang-bayang, asli, group penyanyi dangdut, selingkuh, talak atau bercerai, curiga, dan berusaha.
CITATION STYLE
Hartoyo, H., & Harsono, H. (2019). MAKNA POLISEMI KATA “AOLENG” PADA KUMPULAN LAGU-LAGU MADURA. Jurnal Komposisi, 4(2), 95. https://doi.org/10.53712/jk.v4i2.686
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.