Penenun memiliki berbagai risiko kerja dalam menenun berupa efek kelelahan yang dapat diakibatkan oleh postur kerja yang monoton dalam jangka waktu yang lama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelelahan kerja dan pengelolaannya menurut persepsi lokal penenun etnis Bugis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik terkait kelelahan kerja pada penenun. Pengukuran kelelahan kerja secara subyektif menggunakan kuesioner Japan Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), meliputi pengukuran pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi, dan kelelahan fisik pekerja. yang terdiri dari 30 poin pernyataan. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh populasi menjadi sampel responden sebanyak 141 orang penenun. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan chi-square dengan α=0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 7 penenun (5%) mengalami kelelahan sangat tinggi, 87 penenun (61.7%) mengalami kelelahan tingkat tinggi, dan 47 penenun (33.3%) mengalami kelelahan sedang. Adapun penanganan kelelahan berbasis kearifan lokal yang biasanya dilakukan adalah diurut oleh anggota keluarga atau tukang urut (22,6%), mengonsumsi obat herbal (7,8%), dan membiarkannya saja (18,4%). Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti efektifitas pemulihan kelelahan berdasarkan kearifan lokal yang lakukan selama ini. Kata kunci : Kelelahan, Penenun, Etnis Bugis, K3
CITATION STYLE
Mallapiang, F., & Adha, A. S. (2023). Kelelahan Kerja Pada Penenun Etnis Bugis Dalam Perspektif K3. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, 18(2), 323–329. https://doi.org/10.32382/medkes.v18i2.147
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.