The study aims to describe about abstinence forbids of Belantik Malay community and to obtain to know meaning and value that contained in the abstinence forbids. The writer found that there were twenty three abstinence forbids of the Belantik Malay community. By applying qualitative descriptive method, it is obtained that the abstinence forbids observed in Belantik Malay contain in terms of the religion, education, custom, and health. In fact, the abstinence forbids had a magic power that used as a guidance the way of life of Belantik Malay community. They believe that they will get side effects if they disobey them individually and in their group.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ungkapan pantang larang dalam masyarakat Melayu Belantik. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui makna dan nilai yang terkandung dalam ungkapan pantang larang tersebut. Penulis menemukan terdapat dua puluh tiga ungkapan pantang larang dalam masyarakat Melayu Belantik. Melalui metode deskriptif kualitatif tergambar bahwa ungkapan pantang larang dalam masyarakat Melayu Belantik mengandung nilai agama, pendidikan, adat, dan kesehatan. Ungkapan pantang larang memiliki kekuatan (gaib/ajaib) sebagai penuntun hidup dan pedoman bagi masyarakat Melayu Belantik. Masyarakat Melayu Belantik percaya bahwa peristiwa tersebut apabila mereka langgar atau abaikan akan berakibat bagi kehidupan pribadi atau bahkan masyarakatnya.
CITATION STYLE
Syahrir, E. (2017). UNGKAPAN PANTANG LARANG MASYARAKAT MELAYU BELANTIK. Madah: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 7(2), 237. https://doi.org/10.31503/madah.v7i2.433
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.