Pada perkerasan lentur perlu diketahui tingkat keawetan suatu campuran aspal beton terhadap nilai durabilitasnya, contohnya sering dilihat pada perkerasan jalan sekarang tingkat ketahanannya atau nilai durabilitasnya minim ini dikarenakan faktor dari cuaca seperti hujan, lalu perkerasan menjadi mudah retak. Maka dari itu, digunakanlah batu Sungai Lawaoo di Kecamatan Lalabata, yang merupakan salah satu sungai di Kabupaten Soppeng, yang di fungsikan sebagai pengambilan material di kabupaten soppeng itu sendiri. Pemanfaatan material ini digunakan oleh masyarakat lokal sebagai bahan kontruksi bangunan karena material tersebut penggunaanya lebih efesiensi dalam segi biaya. Metode pengujian yang dilakukan ialah pengujian Marshall dengan maksud mendapatkan nilai Stabilitas dan Flow yang digunakan untuk mendapatkan nilai Durabilitas. Nilai durabilitas rata-rata pada setiap perendaman 12 jam; 24 jam; 36 jam; 48 jam; dan 60 jam adalah 97,59%-84,70%. Dari segi hasil perendaman, disimpulkan benda uji campuran AC-BC yang terendahm dari 12 jam hingga 36 jam masih berada di batas nilai durabilitas (97,59%-90,00%) dan 48 jam hingga 60 jam sudah melewati batas nilai minimal durabilitas (89,99%-84,70%).
CITATION STYLE
Pabisa, H., Alpius, & Palinggi, M. D. M. (2022). Durabilitas Campuran AB-BC Yang Menggunakan Batu Sungai Lawaoo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Paulus Civil Engineering Journal, 4(4), 632–639. https://doi.org/10.52722/pcej.v4i4.548
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.