Kajian ini memfokuskan pada penggunaan huruf pegon dan aksara latin dalam penulisan tafsir Al-Qur’an di Priangan, Jawa Barat. Objek kajiannya adalah tafsir karya K.H. Ahmad Sanoesi (1880-1950), yaitu Rauḍat al-‘Irfān dan Malja’ al-Ṭālibīn yang beraksara pegon dengan bahasa Sunda serta Tamsjijjatoel Moeslimien yang beraksara latin dalam bahasa Indonesia. Melalui pendekatan sejarah sosial dan hermeneutik, kajian ini menegaskan bahwa penggunaan kedua aksara tersebut terkait dengan latar perbedaan segmentasi pembaca. Tidak hanya ditulis untuk kalangan pesantren yang umumnya saat itu hanya mampu membaca teks huruf pegon, tetapi juga untuk masyarakat luas yang mampu membaca teks aksara latin. Rauḍat al-‘Irfān dan Malja’ al-Ṭālibīn ditulis untuk kepentingan santri dan kiai pesantren di Priangan, sedangkan Tamsjijjatoel Moeslimien ditulis untuk masyarakat Indonesia secara lebih luas. Penggunaan dua jenis aksara tersebut juga kemudian berdampak pada perbedaan substansi penafsiran Sanoesi terhadap ayat Al-Qur’an. Rauḍat al-‘Irfān dan Malja’ al-Ṭālibīn yang beraksara pegon lebih didominasi oleh penjelasan ayat melalui perangkat keilmuan Al-Qur’an dan tafsir yang umumnya hanya dapat dipahami oleh kaum santri di Priangan, sedangkan Tamsjijjatoel Moeslimien yang beraksara latin didominasi penjelasan yang bercirikan kepentingan masyarakat umum sehingga dapat dipahami oleh khalayak luas.
CITATION STYLE
Yuliani, Y. (2020). AKSARA TAFSIR AL-QUR’AN DI PRIANGAN:HURUF PEGON DAN AKSARA LATIN DALAM KARYA K.H. AHMAD SANOESI. Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al- Qur’an Dan Tafsir, 5(1). https://doi.org/10.15575/al-bayan.v5i1.8461
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.