Produksi jagung yang rendah di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur. Pengendalian jamur dengan menggunakan bahan kimia sangat berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan usaha pengembangan fungisida nabati yang ramah lingkungan, misalnya dengan menggunakan ekstrak kulit batang ampupu. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek anti jamur dari ekstrak kulit batang ampupu terhadap pertumbuhan jamur Fusarium sp. yangmenyebabkan busuk tongkoljagung. Pengujian hambatan pertumbuhan Fusarium sp. oleh ekstrak kulit batang ampupu dilakukan di laboratorium dengan metode sumur difusi pada media PDA. Ekstrak dengan konsentrasi 1,5%, 3,0%, 4,5% di masukkan dalam sumur difusi pada setiap petri. Identifikasi senyawa aktif menggunakan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara in vitro ekstrak kasar kulit batang ampupu dengan konsentrasi 1,5%, 3,0%, dan 4,5% mampu menghambat pertumbuhan jamur Fusarium moniliformedengan diameter zona hambatan masing-masing adalah 0,18 mm, 1,85 mm, 2,01 mm. peningkatan konsentrasi ekstrak yang diberikan menyebabkan zona hambatan yang terbentuk lebih besar. Sebelas senyawa dalam ekstrak methanol kulit batang ampupu diketahui berpotensi sebagai anti jamur yaitu Ethylbenzene, o-Xylene, ALPHA.-PINENE,DELTA.3-Carene, Azulene(CAS)Cyclopentacycloheptene, Tetradecane(CAS)n-Tetradecane, 2,6-Diisopropylnaphthalene, 7,9-Di-tert-butyl-1-oxaspiro(4,5)deca-6,9-dien, Hexadecanamide, 9-Octadecenamide, (Z)-(CAS)OLEOAMIDE, 1,2-Benzenedicarboxylicacid,mono(2-ethylhexyl). ©2018 dipublikasikan oleh Savana Cendana.
CITATION STYLE
Metboki, B. (2018). Identifikasi Senyawa Aktif Kulit Batang Ampupu (Eucalyptus alba Reinw. Ex. Blume) dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Fusariummoniliforme. Savana Cendana, 3(01), 11–13. https://doi.org/10.32938/sc.v3i01.251
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.