Satu dari tiga anak di Indonesia mengalami stunting. Stunting dapat berdampak terhadap perkembangan motorik dan verbal, peningkatan penyakit degeneratif, kejadian kesakitan dan kematian. Selain itu, keadaan stunting akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel neuron terhambat sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak stunting terhadap kemampuan kognitif pada anak. Metode yang digunakan adalah literature review yang diambil dari jurnal nasional atau internasional maupun website. Penelusuran sumber pustaka dalam artikel ini melalui database Sinta, Google Scholar dan Pubmed dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan hasil telaah didapatkan hasil bahwa stunting memiliki implikasi biologis terhadap perkembangan otak dan neurologis yang diterjemahkan kedalam penurunan nilai kognitif. Anak dengan stunting mengalami 7% penurunan perkembangan kognitif dan nilai matematikanya lebih rendah 2,11 dibanding anak yang tidak stunting. Dalam Tes Kosakata Gambar Peabody dan tes Penilaian Kuantitatif, anak yang stunting mendapat skor 16,1% dan 48,8% lebih rendah dari anak yang tidak stunting. Anak yang mengalami stunting pada 2 tahun pertama kehidupan berpeluang memiliki IQ non verbal < 89 dan IQ lebih rendah 4,57 kali dibandingkan IQ anak yang tidak stunting. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stunting memiliki pengaruh negatif terhadap kemampuan kognitif anak yang berdampak pada kurangnya prestasi belajar.
CITATION STYLE
Daracantika, A., Ainin, A., & Besral, B. (2021). Pengaruh Negatif Stunting terhadap Perkembangan Kognitif Anak. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, Dan Informatika Kesehatan, 1(2), 113. https://doi.org/10.51181/bikfokes.v1i2.4647
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.