Area suatu komplek atau suatu kawasan hunian, pada umumnya memiliki sistem pematusan yang telah sistematis. Sistem pematusan tersebut biasanya diwujudkan dalam suatu jaringan sistem saluran terbuka yang berbentuk selokan. Selokan berfungsi untuk menjadi kumpulan timbulan drainase dari sumber-sumber timbulan, baik oleh limpasan hujan maupun limbah domestik yang selanjutnya disalurkan ke saluran confeyor. Jika hanya sekedar menampung dan menyalurkan limpasan hujan, maka saluran tersebut pasti sudah dirancang sedemikian baik, namun jika dialiri oleh limbah domestik menuju ke badan air umum, maka sesungguhnya saluran drainase tersebut dapat didayagunakan sebagai pengolah cemaran limbah cair domestik dengan menambahkan konstruksi wetland yang berbentuk rawa buatan memanjang pada dasar bangunan drainase sepanjang yang dibutuhkan. Disekitar kampus universitas PGRI Adi Buana Surabaya di DukuhMenanggal Surabaya drainase utamanya berada pada sisi luar area lahanya. Oleh karenanya menampung seluruh limbah cair yang dikeluarkan oleh pengguna kampus tersebut. Sebelum limbah cair meninggalkan area kampus untuk selanjutnya masuk di badan air drainase perkotaan, maka pada dasar parit drainase tersebut diperlakukan bangunan wetland untuk mengolah limbah domestik. Hasil perlakuan terhadap limbah cair yang dilewatkan wetland pada aliran drainase tersebut mampu menurunkan kandungan cemaran limbah cair untuk parameter BOD dengan efisiensi 52,33%, parameter COD dengan efisiensi 57,88%, dan parameter Detergen dengan efisiensi 72,50%.
CITATION STYLE
Asmoro, P., & Al Kholif, M. (2016). PEMANFAATAN PARIT DRAINASE SEBAGAI WETLAND UNTUK MENDEGRADASI CEMARAN AIR LIMBAH DOMESTIK. WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA, 14(1), 8–14. https://doi.org/10.36456/waktu.v14i1.99
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.