Ikan tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) tertangkap di Laut Cina Selatan dan bernilai ekonomis penting. Trend produksi berfluktuatif, 2009-2011 meningkat, menurun pada 2013 dan 2015 meningkat kembali. Kondisi fluktuatif juga ditunjukkan dari nilai CPUE jarring insang hanyut. Seiring dengan meningkatnya permintaan, pemanfaatan tongkol abu-abu harus dikelola agar ketersediaannya tetap berkesinambungan. Tujuan penelitian adalah mengkaji biologi reproduksi ikan tongkol abu-abu sebagai bahan kebijakan pengelolaan yang lestari. Kajian yang dilakukan meliputi struktur ukuran, hubungan panjang dan berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), rata-rata ukuran pertama kali tertangkap dan matang gonad serta kebiasaan makanan. Pengumpulan sampel dilakukan oleh enumerator di PPN Pemangkat, Kalimantan Barat pada Januari sampai November 2014. Data yang dikumpulkan meliputi panjang, berat, jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, dan isi lambung. Hasil penelitian menunjukkan sebaran panjang ikan tongkol abu-abu pada kisaran 29-80 cm dan modus 47-49 cm, pertumbuhan bersifat isometrik, nisbah kelamin jantan dan betina menunjukkan kondisi seimbang, ukuran rata-rata pertama kali tertangkap (Lc) pada panjang 47,8 cm, ukuran pertama kali matang gonad (Lm) 41,1 cm. Dari data TKG dan IKG, prediksi musim pemijahan berlangsung pada Mei dan Agustus. Hasil pengamatan isi lambung menunjukkan bahwa ikan tongkol abu-abu tergolong ikan karnivora. Dari hasil penelitian rekomendasi untuk kebijakan pengelolaan adalah penetapan penutupan musim dan daerah penangkapan pada bulan Mei dan Agustus pada wilayah perairan yang diduga sebagai daerah pemijahan, penetapan kuota ukuran tangkapan lebih besar dari Lm 41,1 cm dan alternatif wisata pancing dengan ukuran mata pancing yang hanya menangkap ukuran yang sudah matang gonad.Ā Longtail tuna (Thunnus tonggol) were caught in the South China Sea has important economic value. The catch trend fluctuates, increases from 2009 - 2011, decreases in 2013 and increase in 2015. Fluctuating condition is also showed from CPUE drift gill net. Along with the escalation demand, the utilization longtail tuna should be managed in order to keep it sustainable. The objective of the research was to study the reproductive biology of longtail tuna as suggestion for sustainable management. Studies performed on the size structure, the length and weight relationship, sex ratio, maturity stage, gonad somatic index (GSI), Length at first capture and Length at first maturity and food habits. Sample collection was conducted by enumerators at Pemangkat Fishing Port, West Kalimantan in January to November 2014. Data containing length, weight, sex, maturity stage, and stomach contents. The results showed that the length of longtail tuna in range of 29-80 cm and the mode of 47-49 cm, the growth is isometric, the sex ratio male and female showed a balanced condition, the average Length at first capture (Lc) at 47.8 cm, Length at first maturity (Lm) 41.1 cm. From the Maturity stage and GSI data, the predicted spawning season takes place in May and August. Observations o of the stomach contents showed longtail tuna is carnivorous fish. From results of the research recommendation for the management policy is the determination of the close seasons and close areas in May and August on the location suspected as spawning areas, determination of the legal size is bigger than 41.1 cm and encourage the recreational fishing as alternative with the size of the hook which is only catch the mature size fish.
CITATION STYLE
Hidayat, T., & Noegroho, T. (2018). BIOLOGI REPRODUKSI IKAN TONGKOL ABU-ABU (Thunnus tonggol) DI PERAIRAN LAUT CINA SELATAN. BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 10(1), 17. https://doi.org/10.15578/bawal.10.1.2018.17-28
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.