Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan representasi matematis yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa adalah model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran CORE dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan the nonequivalent control group design. Teknik analisis data menggunakan uji non-parametrik Mann-Whitney. Populasi adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Baregbeg yang terdiri dari sebelas kelas dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Adapun sampel yang terpilih adalah kelas VIII-J sebagai kelas eksperimen sebanyak 29 orang dan kelas VIII-I sebagai kelas kontrol sebanyak 28 orang. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes yaitu tes kemampuan representasi matematis. Pokok bahasan yang disajikan sebagai bahan materi adalah kubus dan balok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran CORE (kriteria tinggi) dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung (kriteria sedang).Kata kunci: Model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE), kemampuan representasi matematis
CITATION STYLE
Darozatun, D., Zakiah, N. E., & Nuraida, I. (2021). MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE). J-KIP (Jurnal Keguruan Dan Ilmu Pendidikan), 2(1), 105. https://doi.org/10.25157/j-kip.v2i1.4735
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.