Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir yang sangat penting dalam cabang ilmu geografi. Pada dasarnya dalam menyelesaikan permasalahan geografi mahasiswa di tuntut untuk berpikir, oleh karena itu kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan, seperti di jelaskan pada makna kemampuan berpikir kritis sendiri, yakni berpikir kritis merupakan kemampuan akal pikiran untuk menganalisa, mengidentifikasi, mengevaluasi serta mengambil keputusan untuk penarikan kesimpulan terhadap apa yang di yakini. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam menyelesaikan soal geografi dalam bentuk HOTS, karena soal geografi dalam bentuk Hots ini mempunyai tingkat C4 kemampuan berpikir kritis memang sangat diperlukandalam menyelesaikan soal ini karena sifatnya memancing agar mahasiswa bepikir lebih berkembang dalam menyelesaikan soal. Kemamampuan berpikir setiap individu tentunya berbeda-beda baik individu satu dengan individu lainya, sehingga harus adanya perhatian khusus untuk mengantarkan mahasiswa mencapai keberhasilan dalam menempuh pembelajaran. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis mahasiswa laki-laki dalam menyelesaikan soal SDA materi pencemaran yang ditinjau dari perbedaan gender kelas A Pagi semester VI Prodi geografi, (2) mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa perempuan dalam menyelesaikan soal SDA materi pencemaran yang ditinjau dari perbedaan gender A Pagi semester VI Prodi geografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak dengan obyek penelitian kelas A Pagi semester VI. Data yang diperoleh berupa data dari observasi, tes tulis dan wawancara. Data dari hasil tes tulis diperoleh dari hasil analisis pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal SDA materi pencemaran yang berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh Ennis yaitu memberikan penjelasan sederhana, membuat penjelasan lanjut, menentukan strategi dan taktik untuk menyelesaikan masalah, dan membuat simpulan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa (1) Mahasiswa laki-laki yang memiliki presentase paling tinggi terdapat pada indicator memberikan penjelasan sederhana (Elementary clarification) dengan skor 89%, sedangkan jumlah mahasiswa laki-laki yang memiliki presentase cukup baik terdapat pada indikator strategi dan taktik, serta indicator inference (menyimpulkan) yang masing-masing mendapat skor 61%.(2) Mahasiswa perempuan yang memiliki presentase paling tinggi terdapat pada indikator memberikan penjelasan sederhana dan membuat penjelasan lebih lanjut yaitu memperoleh skor 85%, sedangkan jumlah mahasiswa perempuan yang memiliki presentase baik dan cukup baik terdapat pada indikator strategi dan taktik memperoleh skor 80% dan menyimpulkan yang masing-masing hanya memperoleh skor 73%.
CITATION STYLE
Elias, E. (2021). ANALISIS PENERAPAN ETIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII SMPN 2 MONTERADO. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 8(2), 170–180. https://doi.org/10.31571/sosial.v8i2.3421
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.