Abstrak: Potensi Interaksi Obat Antihipertensi Di Puskesmas Pinang Jaya Menggunakan Metode Observasi. Interaksi obat adalah dua atau lebih obat yang diberikan secara bersamaan dapat memberikan efek masing-masing yang diklasifikasikan menjadi interaksi minor, moderat dan mayor. Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang terus berkembang di Indonesia. Puskesmas Pinang Jaya termasuk dalam Puskesmas Pemerintah di Bandar Lampung dengan jumlah pasien hipertensi kedalam 10 penyakit terbanyak yang ada di Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi interaksi obat antihipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Pinang Jaya periode Januari-Desember 2022. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental (observasional) dengan pengumpulan data secara retroprospektif menggunakan metode purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif dengan penelusuran data secara retrospektif melalui data rekam medik. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 142 pasien (90%) dari 158 pasien berpotensi mengalami interaksi obat. Obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah Calcium Channel Blocker (CCB) yaitu obat ampodipine. Kejadian interaksi obat antihipertensi yang paling banyak terjadi adalah pada tingkat moderat 121 kejadian (85%), sedangkan pada tingkat minor 11 kejadian (8%) dan tingkat mayor 10 kejadian (7%). Interaksi moderat yang terjadi dapat menyebabkan penurunan status klinis, sehingga memerlukan pengobatan tambahan seperti rawat inap atau rujukan.
CITATION STYLE
Roni, R. K., Ulfa, A. M., & Rudy, M. (2023). POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI DI PUSKESMAS PINANG JAYA MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 10(11), 3281–3293. https://doi.org/10.33024/jikk.v10i11.11163
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.