Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2018, sebaran prevalensi malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Kalasan semuanya melebihi renstra Kabupaten Sleman. Prevalensi balita gizi buruk tertinggi, prevalensi balita stunting berada pada urutan kedua tertinggi, dan prevalensi balita wasting pada urutan keempat tertinggi. Gizi buruk, kurus, dan stunting merupakan bentuk manifestasi dari adanya gangguan pada proses pertumbuhan. Tujuan penelitian adalah untuk meneliti heterogenitas ekonomi dan korelasinya dengan malnutrisi secara spasial serta memetakan wilayah-wilayah terkait malnutrisi. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan penentuan sample purposive clauster sampling, sebanyak 615 balita. Subyek dari penelitian adalah semua balita berusia 0-59 bulan di Desa Selomartani. Variabel bebas yaitu underweight, stunting dan wasting. Sedangkan variable terikat yaitu status ekonomi dengan kategori miskin dan tidak miskin. Analisis data menggunakan korelasi Spearman dilanjut dengan pemetaan menggunakan aplikasi ArcGIS. Prevalensi balita yang menderita underweight sebesar 13,7%, stunting sebesar 8,1% dan wasting sebesar 3,1%. Status ekonomi keluarga balita yang termasuk dalam keluarga miskin sebesar 7%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan status ekonomi dengan underweight (r=0,039), tidak ada hubungan status ekonomi dengan stunting (r=0,012) dan tidak ada hubungan status ekonomi dengan wasting (r=0,025). Malnutrisi ada di semua strata status ekonomi baik itu pada keluarga miskin maupun pada keluarga tidak miskin.
CITATION STYLE
Nurlianna, F. (2021). PEMETAAN STATUS EKONOMI DENGAN MALNUTRISI PADA BALITA BERUSIA 0-59 BULAN. Kesmas Indonesia, 13(1), 111. https://doi.org/10.20884/1.ki.2021.13.1.2809
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.