Indonesia memiliki predikat sebagai penyumbang sampah nomer 2 di dunia. Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan. Sekolah dapat dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan. Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar betapa sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan. Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah. Menulis di blog atau majalah dinding merupakan latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah. Sehingga muncul kesadaran baru bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang”.
CITATION STYLE
Martini, M., & Windarto, W. (2020). PEMBERDAYAAN SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH). Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 3. https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v3i0.995
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.