Di Indonesia, diperkirakan 55% perempuan usia produktif mengalami dismenore, dengan 54,89% mengalami dismenore primer dan 45.11% mengalami dismenore sekunder. Sampai saat ini metode pengobatan yang khusus untuk dismenore masih kurang sehingga para ahli menyarankan menggunakan metode nonmedis dengan aktivitas fisik yaitu berolahraga. Salah satu jenis olahraga yang paling banyak digemari adalah Aerobic. Latihan olahraga aerobic mampu mengurangi gejala-gejala gangguan menstruasi seperti dismenore yaitu mengurangi kelelahan dan stress. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh senam aerobic terhadap skala dismenore serta melihat hubungan antara keduanya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif bersifat survey-analitik dengan desain crosectional study. Sampel sebanyak 53 orang diambil dari total sampling peserta senam aerobic di Gedung Barata. Analisa dilakukan dengan menggunakan dua uji yaitu Uji Wilcoxon Signed Ranks Test dan uji Chi-Square Tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan derajat nyeri dismenore antara sebelum dan sesudah mengikuti senam aerobic namun demikian, tidak ada hubungan antara senam aerobic dengan derajat nyeri dismenorea pada peserta senam Gedung Barata Banda Aceh. Senam Aerobic bukan merupakan variabel yang secara langsung dapat berhubungan dengan peurunan derajat nyeri dismenorea
CITATION STYLE
Oktamulyanisa, E. (2021). Pengaruh Senam Aerobic Terhadap Skala Dismenore Pada Peserta Senam Di Gedung Barata. Jurnal Health Sains, 2(1), 56–63. https://doi.org/10.46799/jhs.v2i1.82
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.