One of the factors causing forest fires is the negligence of the use of fire in land clearing activities in farming. However, the Meratus Dayak community conducts farming activities accompanied by local wisdom with all traditional traditions and rituals so as not to cause fire. The Balawaian Village has the same pattern of land clearing as the pattern commonly carried out by the Meratus Dayak community. This study aims to identify patterns of land clearing activities carried out by the indigenous Balawaian Village based on local wisdom in relation to efforts to prevent forest and land fires. Through in-depth interviews, data processing is done with descriptive qualitative methods, which provide an overview of all the facts obtained in the field. Based on the results of Indigenous Peoples' Local Wisdom Research in Land Opening Activities in Balawaian Village, Tapin Regency, namely the pattern of land clearing carried out by indigenous people in Balawaian Village by slashing and burning or slash and burn followed by rituals and traditional rules such as land for farming (bamimpi), thanksgiving during land clearing (baandak) and burning (manyalukut) where there is local wisdom in efforts to control fire during manyalukut activities such as making reserves, burning in the opposite direction of the wind, and guarding and controlling fire while burning so as not to spread.Salah satu faktor penyebab kebakaran hutan yaitu kelalaian penggunaan api dalam kegiatan pembukaan lahan dalam berladang. Namun masyarakat Dayak Meratus melakukan kegiatan berladang diiringi dengan kearifan lokal dengan segala tradisi dan ritual adat sehingga tidak mengakibatkan kebakaran. Masyarakat Desa Balawaian apakah memiliki pola pembukaan lahan yang sama dengan pola yang umumnya dilakukan oleh masyarakat Dayak Meratus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola kegiatan pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat adat Desa Balawaian berdasarkan kearifan lokal setempat dalam hubungannya dengan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Melalui wawancara secara mendalam (in depth interview), pengolahan data dilakukan dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran tentang semua fakta yang diperoleh di lapangan. Berdasarkan hasil Penelitian Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dalam Kegiatan Pembukaan Lahan di Desa Balawaian Kabupaten Tapin yaitu pola pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat adat Desa Balawaian dengan dengan cara tebas dan bakar atau slash and burn yang diikuti dengan ritual dan aturan adat seperti penetapan lahan untuk berladang (bamimpi), syukuran saat pembersihan lahan (baandak) dan pembakaran (manyalukut) dimana terdapat kearifan lokal dalam upaya pengendalian kebakaran saat kegiatan manyalukut seperti pembuatan ladangan, membakar dengan cara berlawanan arah angin, serta melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap api saat sedang membakar agar tidak menjalar.
CITATION STYLE
Yuniarti, Y., Asysyifa, A., & Rianawati, F. (2022). KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DALAM KEGIATAN PEMBUKAAN LAHAN DI DESA BALAWAIAN KABUPATEN TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Sylva Scienteae, 3(6), 1141. https://doi.org/10.20527/jss.v3i6.4732
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.