Kerusakan mangrove di Kota Bengkulu adalah salah satu kerusakan yang terjadi di Indonesia, menyebabkan perubahan garis pantai mencapai 50-90m dan menurunnya hasil tangkapan dan pendapatan. Pengembangan Ekowisata Hutan mangrove ramah lingkungan, adalah solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan menekan hilangnya spesies serta habitat khas hutan bakau. Kegiatan pemanfaatan mangrove berbasis insentif ekonomi dapat dijadikan unsur pendukungan dalam pengembangan ekowisata, namun hal ini belum dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah, disebabkan masih banyaknya masyarakat yang belum memahami pemanfaatan mangrove untuk kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan melalui pengambilan data lapangan seperti survey untuk mengetahui potensi mangrove di kawasan kampung sejahtera, yang kemudian menggali pemanfaatan vegetasi mangrove untuk aktivitas ekonomi oleh masyarakat melalui observasi, dokumentasi dan wawancara, setelah itu dilakukan pengelolaan data yang diperoleh melalui analisis literature untuk menentukan usaha berbasis insentif ekonomi yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil temuan dari keempat spesies mangrove yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas perekonomian ada 3jenis, yaitu: 1) Jenis Sonneratia Caseolari:, dodol mangrove, Kue Baytat Toping Slai Mangrove, sirup Pidada; 2) Rhizophora Mucronata:Kerupuk Buah Mangrove Rhizophora Anti Diare dan Pewarna Batik; 3) Avicenia Marina: Tepung Mangrove.
CITATION STYLE
Yunita, M., Yansi, M., Guntar, D., & Jarno, J. (2021). wisata PEMANFAATAN VEGETASI MANGROVE BERBASIS INSENTIF EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKOWISATA RAMAH LINGKUNGAN DI KAMPUNG SEJAHTERA PULAU BAAI KOTA BENGKULU. Jurnal Georafflesia: Artikel Ilmiah Pendidikan Geografi, 6(1), 40. https://doi.org/10.32663/georaf.v6i1.1605
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.