Tanah gambut dan batubara merupakan hasil proses penguraian biologis alami bertahun-tahun dimana senyawa asam humat terkandung didalamnya. Perbedaan proses pembentukannya dapat menyebabkan sifatnya berbeda pula pada asam humatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi dan membandingkan asam humat hasil isolasi dari tanah gambut asal Rawa Lakbok dan batubara asal Kalimantan Selatan. Isolasi asam humat dilakukan dengan proses ekstraksi padat-cair menggunakan natrium hidroksida 0,1 N kemudian difraksinasi dengan asam sulfat 6 M. Endapan hasil fraksinasi dimurnikan dan dicuci dengan asam sulfat 1 M, akuades dan etanol. Asam humat dikarakterisasi berdasarkan kadar air, kadar abu, kapasitas tukar kation, rasio C/N, rasio E4/E6 dengan UV-visible dan spektrofotometri inframerah. Rendemen asam humat dari tanah gambut dan batubara masing-masing adalah 0,36 dan 7,31%. Rasio C/N yang lebih rendah dari asam humat batubara menunjukkan bahwa bahan organik tersebut lebih mudah terdekomposisi. Spektra inframerah asam humat batubara lebih banyak mengandung aromatik dan gugus âOH yang didukung dengan rasio E4/E6 yang rendah sedangkan asam humat tanah gambut lebih banyak mengandung alifatik dan gugus karboksilat yang didukung dengan rasio E4/E6 yang tinggi. Karakteristik asam humat dari batubara memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan asam humat dari tanah gambut meskipun kapasitas tukar kationnya lebih rendah.
CITATION STYLE
Yuliyati, Y. B., Sulaeman, A. P., & Cahyaningrum, A. D. (2014). KARAKTERISASI ASAM HUMAT HASIL ISOLASI DARI TANAH GAMBUT RAWA LAKBOK DAN BATUBARA ASAL KALIMANTAN SELATAN MENGGUNAKAN NATRIUM HIDROKSIDA. Chimica et Natura Acta, 2(1). https://doi.org/10.24198/cna.v2.n1.9138
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.