Pendidikan pada mulanya tidak pernah memisahkan antara ilmu umum dengan ilmu agama, akan tetapi, semua ilmu, baik yang erat kaitannya dengan persoalan akhirat, maupun dunia, itu semua dikategorikan sebagai ilmu agama Islam secara tekstual terkesan memberikan justifikasi pemaknaan adanya pemetaan epistemologi ilmu pengetahuan, sebagaimana pemberian term kutub ilmu, yaitu qauliyah dan kauniyah, aqliyah dan naqliyah, ukhrawy dan duniawy, hushuly dan hudhury, dan sebagainya. Namun, Islam tidak memisahkan secara radikal kedua kutub ilmu tersebut justru saling terkait, yang qauliyah mewarnai kauniyah, naqliyah memberi inspirasi akliyah, dan seterusnya. Dikotomi ilmu pengetahuan bermula dari Barat karena faktor modernisasi yang bagian dari refleksi pemikiran yang humanism, pluralism, individualism, pragmatism, dan sekularism. filsafat pendidikan beriontasi pada ilahi, ilmu yang diperoleh manusia baik melalui nalarnya ataupun karena diperoleh dengan pengamatan pada lingkungan dan pengalaman yang dilaluinya harus disadari bahwa semuanya itu bersumber dari Allah SWT.
CITATION STYLE
Fatmawati. (2022). DIKOTOMI ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM. SOKO GURU: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 76–87. https://doi.org/10.55606/sokoguru.v2i1.191
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.