Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak menerima pendidikan dan pembinaan. Meskipun sekolah mengkhususkan diri dalam kegiatan pendidikan, namun tidak dimulai dari ruang hampa. Sebab sekolah menerima anak setelah melalui berbagai pengalaman dan sikap serta pola tingkah laku dan keterampilan yang diperolehnya dari lingkungan keluarga. Penerapan pendidikan agama terhadap anak dalam keluarga secara dini memiliki tingkat urgensitas yang sangat besar, mengingat peranan yang dimainkan oleh lembaga pendidikan formal tidak mampu menggantikan lembaga keluarga dalam penanaman nilai-nilai moral keagamaan terhadap anak. Begitu pula materi kurikulum pendidikan, termasuk kurikulum pendidikan agama pada lembaga pendidikan formal masih cenderung hanya berorientasi pengisian otak saja dengan sejumlah pengetahuan ketimbang penanaman nilai-nilai moral keagamaan. Fenomena tersebut menjadikan penerapan pendidikan agama dalam keluarga mmenempati posisi strategis, yaitu disamping menananmkan modal dasar nilai-nilai moral keagamaan bagi anak juga melengkapi kekurangan-kekurangan sistem pendidikan formal. Pemberian modal dasar pendidikan agama terhadap anak dalam keluarga dapat melahirkan implikasi-implikasi sebagai berikut : a) anak memiliki pengetahuan dasar-dasar keagamaan, b) anak memiliki pengetahuan dasar akhlak, c) anak memiliki pengetahuan dasar sosial. Pengetahuan-pengetahuan dasar tersebut mempunyai arti penting dalam pencapaian tujuan utama pendidikan Islam, yaitu penanaman iman dan akhlkakul karimah.
CITATION STYLE
Abdullah, A. (2018). URGENSI PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK. Transformasi : Jurnal Kepemimpinan & Pendidikan Islam, 2(1), 1–16. https://doi.org/10.47945/transformasi.v2i1.311
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.