Kesetaraan pendidikan merupakan salah satu persoalan utama pendidikan di daerah tertinggal. Tidak hanya terkait aksesibilitas dan minimnya sarana dan prasarana, namun ketersediaan tenaga pendidik dan kualitas belajar mengajar juga perlu mendapatkan perhatian. Pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menginisiasi percepatan peningkatan kualitas pendidikan di tingkat SMP daerah tertinggal. Rintisan model pembelajaran berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dilakukan bersama pihak mitra yang telah mengembangkan pembelajaran menggunakan materi belajar digital. Penyampaian materi pelajaran dapat secara online dan offline, mudah disesuaikan dengan kondisi daerah pedalaman yang sulit mengakses fasilitas internet. Implementasi pilot project di kabupaten yang masih berstatus daerah tertinggal, Halmahera Barat, melibatkan 2 rombongan belajar siswa kelas IX A dan IX B, SMPN 7 Halmahera Barat. Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalah kuantitatif eksperimen yaitu dengan melihat hasil belajar siswa yang diukur dari nilai pre-test dan post-test yang dilakukan terhadap kelas eksperimen dan analisis data dilakukan dengan uji-T paired test. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan (thitung > ttabel). Implementasi metode pembelajaran berbasis HOTS dengan fasilitas materi belajar digital dapat direplikasi untuk daerah tertinggal dan terpencil yang masih kurang ketersediaan tenaga guru dan sebagai bentuk antisipasi penyiapan SDM di era Industri 4.0.
CITATION STYLE
Khuriyana, E., & Priyono, P. (2020). Akselerasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Daerah Tertinggal Melalui Model Pembelajaran Higher Order Thinking Skill (HOTS) di Era Industri 4.0 (Studi Kasus Implemetasi Pilot Project di Kabupaten Halmahera Barat). PANCANAKA Jurnal Kependudukan, Keluarga, Dan Sumber Daya Manusia, 1(1), 55–64. https://doi.org/10.37269/pancanaka.v1i1.9
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.