Kuasa semu laki-laki dalam Pengakuan Pariyem, Malam Terakhir, dan Baju: kajian bandingan berparas feminisme

  • Hanani T
N/ACitations
Citations of this article
31Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Karya sastra selalu muncul membawa makna yang salah satunya berhubungan dengan kehidupan sosial. Hadirnya tokoh perempuan dalam teks sastra berkaitan dengan fenomena sosial masyarakat yang patriarki. Tiga prosa Pengakuan Pariyem, Malam Terakhir dan Baju menghadirkan tokoh perempuan dalam teks dengan dominasi kuasa laki-laki. Berkenaan dengan hal itu, masalah dalam kajian ini adalah bagaimana posisi perempuan direpresentasikan dalam ketiga cerita tersebut; adakah keterkaitannya dengan kuasa laki-laki. Ketiganya akan dibandingkan unsur tema, tokoh dan penokohan dengan pendekatan struktural. Untuk mempertajam analisa sekaligus mengungkapkan makna lain di balik ketiga karya tersebut akan dikaji dengan teori feminisme Simone de Beauvoir. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa kekuasaan tokoh laki-laki dalam tiga karya tersebut hanya hal yang semu. Mereka bersembunyi dibalik kekuatan dan kekuasaan sehingga memarginalkan tokoh perempuan. Tokoh perempuan memiliki keberanian yang sebenarnya tidak dimiliki oleh laki-laki dan secara tidak langsung justru menjadi pemenang dalam permainan dominasi kuasa laki-laki.

Cite

CITATION STYLE

APA

Hanani, T. (2021). Kuasa semu laki-laki dalam Pengakuan Pariyem, Malam Terakhir, dan Baju: kajian bandingan berparas feminisme. SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 3(1), 85–98. https://doi.org/10.15642/suluk.2021.3.1.85-98

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free