ABSTRACTDancing is not only a valuable cultural arts activities, but has a health value. Doing dance regularly and continuously turns a positive influence on body composition. Whether dance can be used as an alternative to achieve normal nutritional status? The aim of this study was to analyze differences in nutrient consumption of young women based extracurricular. Research conducted at SMUN Denpasar with research subjects who are still active teenage girls school at SMUN Denpasar, aged 15-18 years and followed extracurricular dance and journalism. The subjects included 131 people composed of 69 people danced and 62 journalism. The data collected is food consumption data with the recall method is then processed by a computer program then compared with adequacy. To analyze differences in the level of nutrient consumption among the dance with journalism used independent t-test or independent samples Mann Whitney test. The average consumption level of energy and carbohydrates are relatively more dancing than journalism, average consumption of protein and fat levels are relatively similar. There are differences energy consumption and carbohydrate consumption among young women who follow extracurricular dance with journalism. There is no difference protein consumption and fat consumption among young women who follow extracurricular dance with journalism. Keywords: nutrient consumption, extracurricular dance and journalism ABSTRAKMenari bukan saja aktivitas seni yang bernilai budaya, tetapi mempunyai nilai kesehatan. Melakukan gerak tari secara teratur dan berkesinambungan ternyata memberikan pengaruh positif terhadap komposisi tubuh. Apakah menari dapat dimanfaatkan sebagai alternatif aktivitas fisik untuk mencapai status gizi normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan konsumsi zat gizi remaja putri berdasarkan ekstrakurikuler. Penelitian dilaksanakan di SMUN Denpasar dengan subyek penelitian remaja putri yang masih aktif sekolah di SMUN Denpasar, berumur 15-18 tahun dan mengikuti ekstrakurikuler menari dan jurnalistik. Subyek penelitian berjumlah 131 orang terdiri dari 69 orang menari dan 62 jurnalistik. Data yang dikumpulkan adalah data konsumsi makanan dengan metode recall kemudian diolah dengan program komputer selanjutnya dibandingkan dengan kecukupan. Untuk menganalisis perbedaan tingkat konsumsi zat gizi antara yang menari dengan jurnalistik digunakan uji independent t-test atau uji independen sampel Mann Withney test. Rerata tingkat konsumsi energi dan karbohidrat yang menari relatif lebih banyak daripada jurnalistik, rerata tingkat konsumsi protein dan lemak relatif sama. Ada perbedaan tingkat konsumsi energi dan karbohidrat antara remaja putri yang mengikuti ekstrakurikuler menari dengan jurnalistik. Tidak ada perbedaan tingkat konsumsi protein dan lemak antara remaja putri yang mengikuti ekstrakurikuler menari dengan jurnalistik. Kata Kunci: konsumsi zat gizi, ekstrakurikuler menari dan jurnalistik
CITATION STYLE
Dewantari, N. M. (2017). KONSUMSI ZAT GIZI REMAJA PUTRI YANG MENGIKUTI EKSTRA KURIKULER MENARI DI KOTA DENPASAR. JURNAL SKALA HUSADA : THE JOURNAL OF HEALTH, 13(1). https://doi.org/10.33992/jsh:tjoh.v13i1.73
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.