Setiap seniman belajar berkesenian dari tradisi masyarakatnya. Setiap karya yang merupakan kekayaan tradisi seni suatu masyarakat, pada mulanya merupakan karya kreatif atau karya baru pada jamanya. Kekuatan para seni rupa adalah berfikir dengan bahasa rupa. Bahasa rupa dapat dipakai untuk mengungkap karya-karya seni rupa tradisi. Fokus penelitian ini ditunjukan pada karya lukisan kaca Haryadi, karena unsur-unsur rupa yang dihasilkan cenderung menjadi sangat bebas, namun tetap mengingatkan pada unsur bahasa rupa tradisi. Haryadi menjadi seniman kontemporer sejak ikut penelitian bahasa rupa dengan Primadi Tabrani, sehingga menjadikan Haryadi kontemporer dalam ketradisiannya. Latar belakang Haryadi dalam melukis kaca yaitu salah satunya kecintaanya terhadap karya seni lukis kaca. Secara garis besar, unsur-unsur tradisi lukisan kaca Haryadi pada periode tahun 1989-2011 mengambil unsur tradisi wayang, batik, kebudayaan Cirebon, Cina-Jawa, Islam, Hindu, dan dari unsur bahasa rupanya. Haryadi hanya mengambil bentuk-bentuk visualnya saja untuk dikomposisikan dalam karya-karyanya. Haryadi tidak mengambil sepenuhnya dari unsur-unsur tradisi, melainkan bahasa rupa tradisi.
CITATION STYLE
Rosniawati, I. (2018). BAHASA RUPA TRADISI DALAM LUKISAN KACA KONTEMPORER KARYA HARYADI SUADI TAHUN 1989-2011. ARTic, 2, 51–57. https://doi.org/10.34010/artic.2018.2.2522.51-57
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.