Dismenorea, diartikan sebagai nyeri haid, seringkali cukup berlebihan sehingga membatasi seorang perempuan ketika melakukan aktivitas normal. Seringkali, juga dapat bersamaan dengan gejala lainnya mencakup pusing, sakit kepala, muntah, mual dan diare yang dirasakan ketika haid. Angka kejadian dismenorea di Indonesia sebesar 64,25%, yang terdiri dari 9,36% dismenorea sekunder dan 54,89% dismenorea primer. Derajat dismenorea yang dialami setiap perempuan berbeda dan umumnya terjadi pada masa pubertas. Usia remaja sampai dewasa muda lebih rentan mengalami dismenorea karena beberapa faktor risiko, salah satunya ialah konsumsi makan cepat saji yang berlebih. Tujuan studi analitik cross sectional ini sebagai acuan untuk edukasi tentang kebiasaan konsumsi makanan cepat saji terhadap kaitannya dengan dismenorea. Pengambilan data 196 mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2020-2022 menggunakan teknik non-random consecutive sampling. Pengambilan data tingkat nyeri dismenorea dan pola konsumsi makanan cepat saji menggunakan kuesioner visual analogue scale (VAS) yang dikombinsikan dengan numeric rating scale (NRS) serta semi-quantitative food frequency questionnaire (SQFFQ). Data yang didapatkan mayoritas mengalami dismenorea sedang (126 subjek; 64,3%) dan sebagian besar sering mengonsumsi makanan cepat saji (131 subjek; 66,8%). Analisis secara statistik didapatkan hubungan yang signifikan antara dismenore dengan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji (p-value = 0,047).
CITATION STYLE
Tambunan, M. S., & Hidayat, F. (2023). Keterkaitan dismenorea dengan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji. Tarumanagara Medical Journal, 5(2), 319–324. https://doi.org/10.24912/tmj.v5i2.24700
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.