Latar Belakang : Penyakit degeneratif menduduki urutan utama sebagai penyebab kematian di Kulon Progo. Salah satu upaya pencegahan penyakit degeneratif dilakukan melalui pemberian makanan tinggi serat. Tepung daun kelor memiliki kandungan serat pangan yang tinggi. Pencampuran tepung daun kelor dalam pembuatan geblek diharapkan meningkatkan kadar serat pangan pada geblek. Namun hal ini juga dapat mempengaruhi sifat fisik geblek, sehingga perlu diketahui vasiasi substitusi yang sesuai. Tujuan: Mengetahui pengaruh variasi substitusi tepung daun kelor terhadap sifat fisik dan kadar serat pangan geblek. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional. Geblek dibuat dengan empat variasi, yaitu pencampuran tepung daun kelor sebanyak 0% (A), 5% (B), 7,5% (C), 10% (D). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2017. Pembuatan geblek dan uji sifat fisik dilakukan di Laboratorium Dietetik/Gizi Universitas Respati Yogyakarta. Sifat fisik geblek diamati secara subjektif pada warna, aroma, rasa dan tekstur. Pengujian kadar serat pangan menggunakan metode enzimatis di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta. Data disajikan secara deskriptif. Hasil : Semakin banyak pencampuran tepung daun kelor pada geblek menyebabkan warna geblek semakin hijau, aroma semakin khas daun kelor (langu), rasa semakin khas daun kelor (sepat), dan tekstur semakin kehilangan kekenyalannya. Semakin banyak tepung daun kelor menyebabkan kadar serat geblek semakin tinggi. Serat pangan tertinggi pada geblek D yaitu 14,02%. Kesimpulan : Substitusi tepung daun kelor berpegaruh sifat fisik dan meningkatkan serat pangan geblek.
CITATION STYLE
Meiyana, K. T., Dewi, D. P., & Kadaryati, S. (2018). Kajian sifat fsik dan serat pangan pada gѐblek substitusi daun kelor (Moringa oleifera L.). Ilmu Gizi Indonesia, 1(2), 127. https://doi.org/10.35842/ilgi.v1i2.38
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.