Penataan Gaya Heritage Kolonial melalui Elemen Arsitektur sebagai Identitas Budaya pada Kawasan Simpang Lima - Asia Afrika Bandung

  • Zakiyah F
  • Herwindo R
N/ACitations
Citations of this article
16Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Evolusi zaman pada karya arsitektur memiliki keunikan tersendiri yang khas dan tidak akan terulang kembali, dimana kekhasan tersebut menjadi suatu nilai warisan sejarah budaya yang membentuk identitas suatu tempat. Seperti halnya gaya arsitektur pada era kolonial Belanda yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan arsitektur kota-kota besar di Indonesia, misalnya bangunan heritage. Namun pada kenyataanya, bangunan heritage di kota-kota besar Indonesia sendiri telah banyak mengalami perubahan, baik secara fisik spasial maupun fungsionalnya sebagai dampak dari meningkatnya kebutuhan manusia. Perubahan tersebut apabila tidak disertai dengan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian cagar budaya akan menjadi tidak terkendali hingga menyebabkan perubahan total hingga hilangnya benda cagar budaya sebagai bukti sejarah dan identitas bangsa. Demikian pula yang terjadi di Kota Bandung, khususnya Kawasan Simpang Lima sebagai titik penting dan embrio kota. Bangunan-bangunan di kawasan tersebut memiliki penyikapan khusus yang khas terhadap pola-pola sekitarnya yang ikut membentuk wajah kota. Namun, sangat disayangkan dari lima sudut di Simpang Lima, saat ini hanya tersisa tiga bangunan heritage. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif deskriptif melalui pendekatan interpretasi berlandaskan teori. Analisis dilakukan dengan mengamati bentuk fisik, spasial, dan tata elemen guna dapat memberikan solusi desain mengenai bangun arsitektur yang tetap memperhatikan nilai budaya. Berdasarkan penelitian, untuk itu perlu dilakukan usaha pelestarian untuk menjaga dan mempertahankan nilai-nilainya sebagai kawasan heritage.

Cite

CITATION STYLE

APA

Zakiyah, F., & Herwindo, R. P. (2023). Penataan Gaya Heritage Kolonial melalui Elemen Arsitektur sebagai Identitas Budaya pada Kawasan Simpang Lima - Asia Afrika Bandung. Local Engineering, 1(2), 45–54. https://doi.org/10.59810/lejlace.v1i2.68

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free