Keberadaan mesin pendingin di kapal penangkap ikan sangat dibutuhkan untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan. Dengan kondisi operasional yang cukup panjang mengakibatkan keandalan komponennya menjadi berkurang seiring bertambahnya waktu pengoperasian. Dari total biaya produksi dalam sebuah industri, rata-rata diatas 15 % alokasi biaya untuk perawatan, biaya tersebut dapat menjadi tinggi dikarenakan penambahan biaya karena tidak adanya rencana perawatan atau perawatan preventif yang kurang baik sehingga akan menyebabkan total biaya produksi menjadi naik [10]. Penelitian ini mengaplikasikan penggunaan FMEA untuk mengidentifikasi peluang terjadinya kegagalan pada sistem pendingin di Kapal Penangkap Ikan. Hasil dari FMEA dapat memperoleh penilaian tingkat bahaya dari sebuah moda kegagalan dan memberikan skala prioritas terhadap risiko dari suatu moda kegagalan serta memberikan daftar tindakan pencegahan atau perbaikan untuk mengurangi risiko [4]. Analisis FMEA mengindikasi komponen kritis pada mesin pendingin antara lain kondensor dengan nilai RPN 144 dan 128, evaporator dengan nilai RPN 128 dan oil separator dengan nilai RPN 112. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan antara lain melakukan pemeriksaan rutin, membuat redundant, melakukan penjadwalan pembersihan komponen secara rutin dan penggantian komponen secara rutin.
CITATION STYLE
Priharanto, Y. E., Latif, M. Z., & HS, R. S. (2017). Penilaian Risiko pada Mesin Pendingin di Kapal Penangkap Ikan Dengan Pendekatan FMEA. Jurnal Airaha, 6(1), 24–32. https://doi.org/10.15578/ja.v6i1.86
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.