AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan kaidah, persamaan danperbedaan, dan kesepadanan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan Tionghoa. Sumberdata adalah wacana tulis tentang kalimat pasif dan buku tata bahasa Indonesia danTionghoa. Pengumpulan data dengan teknik simak dan catat. Analisis data menggunakananalisis kontrastif. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, pemasifan bahasa Indonesiamelalui perubahan morfologis pada verba, misalnya verba pasif bentuk di-, ter-, ke-an,diri-. Pemasifan bahasa Tionghoa melalui preposisi bei yang unik. Preposisi bei seringbergabung dengan verba bermakna kurang menyenangkan, sehingga kalimat yangdipasifkan menyatakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Kedua, kalimat pasif bahasaTionghoa umumnya menyatakan keterselesaiansuatu tindakan. Kalimat pasif bahasaIndonesia dapat menyatakan makna lain, seperti kesanggupan dan ketidaksengajaan.Ketiga, kalimat pasif bahasa Indonesia berverba di- paling dekat dengan kalimat pasifbahasa Tionghoa, terutama ketika pelaku tidak muncul. Dalam penerjemahan, banyakkalimat pasif bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi kalimat aktif bahasa Tionghoa.Sebaliknya, kalimat pasif bahasa Tionghoa dapat diterjemahkan menjadi kalimat pasifbahasa Indonesia dan banyak kalimat aktif bahasa Tionghoa menjadi kalimat pasif bahasaIndonesia.Kata kunci: kalimat pasif, bentuk, makna,kesepadanan
CITATION STYLE
Haiguang, Y. (2015). STUDI KONTRASTIF KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA DAN TIONGHOA. LITERA, 14(2). https://doi.org/10.21831/ltr.v14i2.7209
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.