Masalah kurang gizi dan stunting merupakan dua masalah yang saling berhubungan. Stunting pada anak merupakan dampak dari defisiensi nutrien selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Indonesia saat ini merupakan negara dengan beban stunting pada anak tertinggi ke-2 di kawasan Asia Tenggara. Data RISKESDAS menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting pada tahun 2018 mencapai 30,8%. Itu artinya, satu dari tiga balita mengalami perawakan pendek akibat malnutrisi kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paritas di keluarga terhadap status gizi anak balita. Dengan menggunakan metode studi literatur maka dilakukan analisis terhadap hasil penelusuran jurnal (e-journal) dan artikel dengan tinjauan teori yang ada (e-book) jurnal yang telah di review yaitu sebanyak 10 jurnal 9 dari Nasional 1 dari Internasional. Literature review menunjukan terdapat persamaan hasil dari 10 jurnal yang ditelaah, bahwa paritas memberikan pengaruh terhadap status gizi balita. Dimana jumlah anggota keluarga >2 kemungkinan memiliki balita dengan status gizi kurang dikarenakan jumlah anak dapat mempengaruhi alokasi pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarganya. Mengendalikan jumlah anak dalam keluarga penting dilakukan dalam rangka pembatasan jumlah anak salah satunya dengan menggunakan alat kontrasepsi, sehingga dapat mengurangi balita dengan status gizi kurang.
CITATION STYLE
Marchatus Soleha, & Vika Tri Zelharsandy. (2023). Pengaruh Paritas Di Keluarga Terhadap Status Gizi Anak Balita : Literature Review. Lentera Perawat, 4(1), 71–85. https://doi.org/10.52235/lp.v4i1.210
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.