Keberhasilan Dakwah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Kudus Jawa Tengah

  • Estuningtiyas R
N/ACitations
Citations of this article
14Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Dakwah tarekat Naqsyabandiyah adalah dengan mengajak kepada kehidupan sufi, dalam arti merujuk definisi Said Hawwa  sebagai ‘jalan menuju Allah, di jalan yang ditentukan Allah, untuk mencapai ridha Allah’. Hasilnya adalah mencapai maqam ihsan, yaitu derajat rohani.  Pada awalnya, jalan menuju Allah dalam metode sufisme adalah dengan membaca dzikir bersama-sama pada majelis dzikir yang disebut zawiyah atau ribath,  yang di Indonesia banyak disebut dengan pasulukan. Merujuk pada konsep-konsep Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi dalam kitab Tanwir al-Qulûb fi Mua’malah ‘Allam al-Ghuyûb, pokok dakwah dari tarekat Naqsyabandiyah adalah terjadinya pengubahan perilaku (tasharruf)  seorang murid dari kondisi lalai atau tertidur jiwanya menjadi ingat atau terjaga jiwanya, lalu kemudian senantiasa mengingat Allah. Adapun tarekat Naqsyabandiyah Sejak masuk ke Indonesia sampai kini terus berkembang khususnya di Jawa dan Sumatera. Hal ini juga berarti tarekat ini bertahan dari gempuran modernisasi di satu pihak, dan gempuran sekularisasi Islam yang anti tareqat di lain pihak. Perguruan Arwaniyyah di Kabupaten Kudus sebagai perguruan dengan mengamalkan ajaran tarekat Naqsyabandiyah terus berkembang dan berhasil dalam melaksanakan visi misi dakwahnya.

Cite

CITATION STYLE

APA

Estuningtiyas, R. D. (2019). Keberhasilan Dakwah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Kudus Jawa Tengah. The International Journal of Pegon : Islam Nusantara Civilization, 2(01), 1–43. https://doi.org/10.51925/inc.v2i01.12

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free