Terdapat beberapa versi yang menjelaskan mengenai asal-usul suku Sakai baik secara literatur ataupun cerita-cerita yang berkembang dan diturunkan sejak dahulu. Masyarakat Sakai sendiri meyakini bahwa leluhur mereka berasal dari sebuah nagari bernama Pagaruyung di Provinsi Sumatera Barat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi dan jarak genetik masyarakat suku Sakai di Provinsi Riau dengan suku Minangkabau di Desa Pagaruyung Provinsi Sumatera Barat berdasarkan tiga lokus DNA mikrosatelit (D2S1338, D16S539 dan D13S317). Ditemukan total 10 ragam alel yang tersebar dalam tiga lokus DNA mikrosatelit suku Sakai dan 11 ragam alel pada suku Minangkabau. Hasil analisis data menggunakan software GenAlex 6.503 diperoleh nilai heterozigositas pada suku Sakai dan suku Minangkabau tergolong sedang dengan nilai 0,557 ± 0,062 pada Suku Sakai dan 0,615 ± 0,073 pada suku Minangkabau. Begitu pula dengan nilai diferensiasi genetik (F’ST) pada kedua suku ini juga menunjukkan perbedaan genetik yang sedang (0,088 ± 0,039). Berdasarkan nilai F’ST dan nilai heterozigositas dari tiga lokus DNA mikrosatelit ini maka dapat dikatakan bahwa suku Sakai dan suku Minangkabau memiliki kemiripan secara genetik. Hal ini didukung dengan adanya aliran keluar atau masuknya alel pada suku Sakai dan suku Minangkabau dengan laju migrasi sebanyak empat orang setiap generasi sehingga secara genetik suku Sakai dan suku Minangkabau memiliki kemiripan dengan jarak genetik sebesar 0,269 dan besarnya proporsi gen yang identik (Genetic identity) sebesar 0,764.
CITATION STYLE
Tyara, T., Junitha, I. K., & Wirasiti, N. N. (2021). Variasi genetik dan jarak genetik suku Sakai di Provinsi Riau dengan suku Minangkabau di Desa Pagaruyung Sumatera Barat berdasarkan DNA mikrosatelit. Jurnal Biologi Udayana, 25(1), 18. https://doi.org/10.24843/jbiounud.2021.v25.i01.p03
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.