Status gizi balita merupakan salah satu indikator kesehatan yang paling sensitif untuk menentukan derajat kesehatan anak di suatu negara. Balita digolongkan gizi kurang atau gizi buruk berisiko memiliki masa depan suram karena dampak jangka panjang dari kurangnya gizi mereka. Kekurangan gizi dapat berakibat pada menurunnya tingkat kecerdasan anak-anak. Menurunnya kualitas manusia usia muda berarti hilangnya sebagian besar potensi pandai yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan bangsa (Supariasa, 2012). Angka prevalensi balita stunting pada tahun 2013 adalah 37,2%, turun sebesar 6,4 % di tahun 2018 yaitu (30,8%) dan terus turun 3,1 persen di tahun 2019 yaitu 27,67% (SSGBI, 2019). Penyuluhan ini bertujuan untuk peningkatan status gizi dan pemenuhan nutrisi pada wanita usia subur yang sangat berpengaruh pada kejadian stunting yang terjadi pada balita. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman wanita usia subur dalam pemenuhan nutrisi bagi dirinya, baik sebelum masa kehamilan, pada saat hamil akan memberikan dampak bagi peningkatan kejadian stunting, yang akhirnya berdampak panjang bagi tumbuh kembang anak dan masa depan generasi selanjutnya. Metode kegiatan yang dilakukan pada pengabdian kepada masyarakat ini adalah penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dengan menggunakan media slide power point yang berisi penjelasan mengenai cara pemenuhan nutrisi dan leaflet agar audiance lebih memahami pesan yang disampaikan dalam penyuluhan. Kesimpulan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah masyarakat menjadi paham tentang pentingnya pemenuhan gizi pada wanita usia subur agar kejadian stunting dapat dicegah sejak awal.
CITATION STYLE
Kurniati, P. T. (2021). Penyuluhan Tentang Pencegahan Stunting Melalui Pemenuhan Gizi pada Wanita Usia Subur. Jurnal Altifani Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 113–118. https://doi.org/10.25008/altifani.v1i2.125
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.