Kebudayaan merupakan salah satu bentuk hasil cipta dan karya dalam masyarakat yang dapat diekspresikan ke dalam berbagai bentuk. Salah satu unsur kebudayan yang disebutkan adalah kesenian tradisional. Kuda Lumping menjadi salah satu kesenian tradisional berupa tarian dengan gerakan-gerakan kuda.Kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah juga memiliki kesenian Kuda Lumping bernama Kuda Lumping Turangga Tunggak Semi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan emik. Dalam wawancara peneliti menggunakan teknik SLC dengan prespektif emik sehingga pengambilan datanya dalam bentuk narasi, cerita, dan bahasa asli hasil kontruksi para narasumber dalam bentuk rekaman, tanpa ada interpretasi dari peneliti. Data yang diperoleh ditranskrip dan direduksi lalu kemudian diabstraksikan yang bertujuan untuk menampilkan fakta. Kesenian Kuda Lumping Turangga Tunggak Semi ini dibawakan dari Demak oleh Mbah Sargi pada tahun 70 -an. Asal Usul kesenian Kuda Lumping Turangga Tunggak Semi berasal dari kisah Prabu Kelono Suwodhono dan pasukan kudanya melawan raksasa Buto Ijo. Kesenian ini sering dipertunjukan secara rutin tahuanan dalam acara “Merti Desa” di Kampung Jurang Belimbing Tembalang. Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah setempat dengan cara yang tepat agar kesenian tersebut berkembang lebih baik.
CITATION STYLE
Falah, M. Z. R. F., & Zaki, N. (2022). Eksistensi Kesenian Kuda Lumping Turangga Tunggak Semi di Era Globalisasi dan Endemi Covid-19: Suatu Pendekatan Budaya. Jurnal DinamikA, 3(2), 163–177. https://doi.org/10.18326/dinamika.v3i2.163-175
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.