AbstractThis article tries to review the understanding of Qs. Al-Hajj verses 40 and QS. Muhammad verse 7. From the verse quotation literally, Allah will reward those who help Him, concerning helping Allah Is this illustrated here as a favor to ordinary people? When should God need help? So it is necessary to emphasize the phrase ".... people who help His religion ..." in some classical and modern interpretations of the literature, so as to get a comprehensive description of the verse. In addition, this study uses the ma'na cum maghza approach initiated by Sahiron Syamsudin, the author tries to explore the meaning to be conveyed in the verse, both literally (ma'na) and its significance (maghza) in this modern era, so that a new discourse is formed to achieve peace in religion for the sake of mutual benefit in the midst of a plural society. The author gets the substance that what is meant to help God is about the delivery of truth, understanding pluralism in religion and enforcement of the teachings of Islam.AbstrakArtikel ini mencoba untuk meninjau ulang pemahaman atas Qs. Al-Hajj ayat 40 dan QS. Muhammad ayat 7. Dari kutipan ayat tersebut secara literalis Allah akan memberikan imbalan bagi siapa yang menolong-Nya, perihal menolong Allah disini apakah diilustrasikan sebagai tolong-menolong pada manusia biasa? Kapan sekiranya Allah perlu ditolong? Sehingga perlu untuk menegaskan kalimat “....orang yang menolong agama-Nya....” dalam beberapa literatur kitab tafsir klasik dan modern, sehingga mendapatkan deskripsi ayat yang komprehensif. Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan ma’na cum maghza yang digagas oleh Sahiron Syamsudin. Penulis mencoba menelusuri makna yang hendak disampaikan dalam ayat tersebut, baik secara literal (ma’na) dan signifikansinya (maghza) pada era modern ini, sehingga terbentuk wacana baru untuk mencapai perdamaian dalam beragama demi kemaslahatan bersama di tengah-tengah masyarakat plural. Penulis mendapatkan substansi bahwa yang dimaksud menolong Allah adalah perihal penyampaian kebenaran, paham pluralisme dalam beragama dan penegakkan terhadap ajaran-ajaran agama Islam.Kata Kunci: QS. Al-Hajj: 40, QS. Muhammad: 7, Ma’na cum Maghza.
CITATION STYLE
Royyani, I., & Kumalasari, A. (2020). KRITIK WACANA “ALLAH PERLU DIBELA” : TINJAUAN ULANG ATAS QS. MUHAMMAD AYAT 7 DAN Q. AL-HAJJ AYAT 40. Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Al-Hadits, 14(2), 313–332. https://doi.org/10.24042/al-dzikra.v14i2.6307
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.