Pengolahan tempe adalah salah satu produk agroindustri yang potensial untuk dikembangkan karena sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dijadikan untuk memproduksi tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain. Agroindustri tempe di Kecamatan Sukamulia, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat memberikan dampak ekonomi terhadap pelaku usaha dikarenakan pasar yang ada masih terbuka lebar. Kegiatan agroindustri dipengaruhi oleh biaya produksi. Penggunaan biaya produksi bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada kedelai menjadi tempe dan meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja. Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai tambah produk agroindustri tempe dengan metode Hayami. Perhitungan analisis nilai tambah dengan model Hayami menggunakan tiga variable yaitu 1) output input dan harga; 2) penerimaan dan keuntungan dan 3) margin. Dari hasil analisis diperoleh biaya yang dikeluarkan untuk satu kali siklus produksi tempe adalah Rp. 146.000 dan pendapatan yang diperoleh dalam satu kali siklus produksi Rp. 160.000. Nilai tambah yang diperoleh pengusaha agroindustri tempe yaitu Rp.6.160 per kilogram dengan total produksi tempe 16 kilogram dalam satu kali proses produksi.
CITATION STYLE
Hidayat, A. F., & Abdul Muttalib, S. (2020). ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK AGROINDUSTRI TEMPE DI KECAMATAN SUKAMULIA, KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian Dan Biosistem, 8(2), 230–235. https://doi.org/10.29303/jrpb.v8i2.190
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.