Perkembangan jumlah penduduk yang semakin hari semakin bertambah dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, maka berdampak pada eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan pada lingkungan. Kegiatan eksploitasi dan eksplorasi pada Sub DAS Bango berakibat pada perubahan tata guna lahan. Pemanfaatan tata guna lahan yang tidak optimal akan menyebabkan peningkatan laju erosi. Sehingga diperlukan pemetaan laju erosi beserta tingkat bahaya erosi yang kemudian dapat diberikan skenario tata guna lahan baru. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE) dan diperoleh nilai laju erosi sebesar 90,978 ton/ha/tahun atau 7,582 mm/tahun, dimana nilai tersebut melebihi nilai erosi yang diperbolehkan di Indonesia yaitu sebesar 2,5 mm/tahun. Hasil analisis Tingkat Bahaya Erosi berdasarkan Indeks Bahaya Erosi diperoleh tingkat keritisan lahan dengan lahan potensial kritis seluas 75,35% dari luas total Sub DAS Bango, lahan semi kritis seluas 2,81%, lahan kritis seluas 8,87%, dan lahan sangat kritis seluas 13,67%. Arahan penggunaan lahan disusun berdasarkan kriteria dari Rehabilitasi Lahan dan Kekritisan Tanah (RLKT) Departemen Kehutanan. Penyusunan tata guna lahan baru disimulasikan kedalam tiga skenario tata guna lahan baru, skenario satu dapat mereduksi 84,167%, skenario dua dapat mereduksi 89,215%, dan skenario tiga dapat mereduksi 90,438%.
CITATION STYLE
Nurkholis, M. F., Ussy Andawayanti, & Linda Prasetyorini. (2023). Analisis Tingkat Bahaya Erosi dan Arahan Penggunaan Lahan di Sub DAS Bango Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa Sumber Daya Air, 3(2), 672–685. https://doi.org/10.21776/ub.jtresda.2023.003.02.057
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.