Penafsiran atas kondisi politik lokal diwarnai oleh dua kutub yang berseberangan: oligarkis dan demokratis. Kondisi empiris dalam dua dekade demokratisasi politik lokal di Indonesia menunjukan fakta yang tidak sepenuhnya bersifat monolitik. Alih-alih mengalami sebuah jalan politik yang bersifat tunggal, politik lokal di Indonesia ditandai dengan bekerjanya kedua struktur politik tersebut secara beriringan. Dengan bertolak pada teori dan studi tentang demokrasi dan otoritarianisme subnasional, artikel ini mengajukan argumen tentang kontradiksi struktural dalam arena politik lokal Indonesia. Kontradiksi ini ditandai dengan iliberalisasi politik elektoral, terus berkembangnya klientelisme, namun juga berlangsungnya hambatan-hambatan struktural bagi berkembangnya monopoli politik lokal. Kontradiksi struktural tersebut terjadi secara bersamaan dalam kurun waktu dua dekade demokratisasi di tingkat lokal, sekalipun gerak pendulum di tiap dimensi (politik elektoral, klientelisme, dan monopoli politik) dapat berbeda-beda. Kontradiksi struktural tersebut menghasilkan sebuah arena politik yang secara formal bersifat iliberal, secara informal bersifat klientelistik, tapi secara struktural juga tetap menyisakan kompetisi.
CITATION STYLE
Permana, P. A. (2022). Kontradiksi Struktural dalam Politik Lokal Indonesia Pasca Orde Baru. Langgas: Jurnal Studi Pembangunan, 1(2), 56–69. https://doi.org/10.32734/ljsp.v1i2.9712
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.