ABSTRACTThis research was aimed to determine the effects of BAP and medium on adventitious shoot proliferation of Paphiopedilum glaucophyllum J.J. Smith in vitro. Plantlet of 1 year 9 months old from seed germination in vitro on modified Knudson C medium was used as an explant. This research was arranged in a Factorial Design with three replications. The first factor was different concentration of BAP, consisting of 1 and 2 mg L-1(All combination medium were added with 0.5 mg L-12.4-D). The second factor was different concentration of macro and micro nutrient from MS (Murashige and Skoog) and KC (Knudson C) medium, consisting of 1, ¾, ½, and ¼ concentrationsof macro and micro nutrient. The result showed that plantlets failed to response to the entireadventitious shoot proliferation combination medium within 16 weeks. Concentration of medium affected to leaves and root growth. The optimum growth was achieved at ¾ concentration of macro and micro nutrient from KC medium, combined with 2 mg L-1BAP for leaves growth and 1 mg L-1BAP for root growth. BAP affected callus induction. The highest percentage of callus induction was achieved at 1 mg L-1BAP (48.61%).Key words: BAP, KC, MS, medium, proliferation. ABSTRAKPenelitian dilakukan untuk mempelajari pengaruh zat pengatur tumbuh BAP dan media MS (Murashige & Skoog) dan KC (Knudson C) terhadap kemampuan proliferasi tunas adventif Paphiopedilum glaucophyllum J.J.Smith secara in vitro. Bahan tanaman yang digunakan adalah planlet hasil pengecambahan biji secara in vitro yang telah berumur 1 tahun 9 bulan yang diperoleh dari Pusat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, Bogor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan yang disusun secara faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah BAP yang terdiri dari 1 dan 2 mg L-1, penggunaan BAP dikombinasikan dengan 0.5 mg L-1 2.4-D. Faktor kedua adalah media (MS dan KC) dengan konsentrasi hara makro dan mikro masing-masing adalah 1, ¾, ½, dan ¼ konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proliferasi tunas adventif tidak terjadi pada semua perlakuan. Konsentrasi media (MS dan KC) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan daun dan akar. Pertumbuhan daun dan akar optimum diperoleh pada ¾ konsentrasi hara makro dan mikro pada kedua jenis media. Pertumbuhan daun tertinggi diperoleh pada media KC ¾ konsentrasi hara makro dan mikro ditambah 2 mg L-1. Media KC ¾ konsentrasi hara makro dan mikro ditambah 1 mg L-1menghasilkan jumlah total akar tertinggi. BAP berpengaruh nyata terhadap persentase planlet berkalus. Jumlah planlet berkalus tertinggi diperoleh pada media yang mengandung 1 mg L-1 BAP (48.61%).Kata kunci: BAP, KC, MS, media, proliferasi.
CITATION STYLE
Kiki Kawakibi Azmi, T., & Armini Wiendi, N. M. (2015). Perbanyakan Anggrek Spesies Paphiopedilum glaucophyllum J.J.Smith melalui Proliferasi Tunas Adventif Secara In Vitro. Jurnal Hortikultura Indonesia, 4(3), 115–123. https://doi.org/10.29244/jhi.4.3.115-123
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.