Representasi preman dalam sinetron Preman Pensiun

  • Rohmah H
  • Sjuchro D
  • Abdullah A
N/ACitations
Citations of this article
48Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah di dalam sinetron Preman Pensiun makna preman dibangun secara berbeda. Preman dikenal sebagai sosok yang kriminal dan kejam, namun sinetron Preman Pensiun mengkonstruksikan preman dari sisi dan karakter yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana preman direpresentasikan dalam tiga level yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotika yang memusatkan pehatian terhadap tanda. Hasil dari penelitian ini yaitu, dalam level realitas penampilan, beberapa preman direpresentasikan dengan pakaian yang urakan, sedangkan Kang Bahar justru terlihat rapih dan casual. Segi lingkungan dan cara berbicara, kalimat-kalimat ancaman dari seorang preman, digambarkan dalam sinetron ini. Namun, sosok aparat penegak hukum tidak muncul sama sekali di dalam sinetron Preman Pensiun. Lalu kelompok lainnya, ada suatu gesture yang disepakati oleh kelompok Preman dalam sinetron Preman Pensiun. Yang kedua dalam level representasi, alasan seorang preman yang ingin pensiun ditampilkan melalui dialog yang Bahar sampaikan kepada Muslihat. Dalam kode kamera, Pengambilan gambar sebatas sampai medium close up. Dilihat dari segi sound, ciri khas angklung dan suling dalam sinetron ini sangat memorable, dan juga cerita serta pengkarakteran setiap tokoh yang kuat dan bermakna. Sedangkan dalam level ideologi, ada dua ideologi yang diangkat dalam sinetron ini, yaitu ideologi premanisme dan ideologi feminisme.

Cite

CITATION STYLE

APA

Rohmah, H. Y., Sjuchro, D. W., & Abdullah, A. (2020). Representasi preman dalam sinetron Preman Pensiun. ProTVF, 4(2), 206. https://doi.org/10.24198/ptvf.v4i2.22880

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free