Laut Banda sebagai daerah penangkapan potensial ikan pelagis kecil dan besar berada pada Wilayah Pengelolaan Perikanan RI 714 memiliki potensi perikanan sebesar 788.939 ton/tahun. Penentuan ukuran layak tangkap adalah salah satu solusi menghindari tertangkapnya ikan-ikan ukuran kecil. Harapannya, ikan yang tertangkap sudah pernah (minimum sekali) melakukan pemijahan. Penangkapan terhadap ikan berukuran kecil berdampak pada ketersediaan stok ikan yang siap memijah. Jumlah ikan induk yang siap memijah tidak cukup untuk membuat keseimbangan stok di suatu perairan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai Maret 2017 di TPI Seri untuk mengetahui aspek biologi ukuran pertama kali tertangkap dan hubungan panjang berat.sampel diambil secara acak saat nelayan turunkan ikan dari kapal. Hasil Penelitian menunjukan Panjang maksimum ikan Cakalang (Lmax) saat penelitian yaitu 74,5 dan panjang minimumnya 12,5 cm. Hasil perhitungan diperoleh nilai Lc50% sebesar 69,0 cm dan nilai L∞ sebesar 78,4 cm, sehingga ½ L∞ sebesar 39,25 cm. Nilai koefisien b yang diperoleh dari persamaan hubungan panjang berat cakalang adalah 3,001 di wilayah perairan Laut Banda, dengan koefisien determinasi adalah 0,94. Setelah diuji dengan nilai t hitung maka nilai koefisien b=3 atau thitung < ttabel. Ini berarti bahwa pola pertumbuhan cakalang di Laut Banda berpola isometrik. Hal tersebut menunjukan ukuran ikan 69 cm yang tertangkap sebagian besar sudah layak untuk ditangkap
CITATION STYLE
Soukotta, I. V. T., Moniharapon, L. D., Rahman, R., & Hukubun, R. D. (2022). UKURAN PERTAMA KALI TERTANGKAP (LC50%) DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI LAUT BANDA. Jurnal Laut Pulau: Hasil Penelitian Kelautan, 1(2), 12–18. https://doi.org/10.30598/jlpvol1iss2pp12-18
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.