Krisis energi merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh masyarakat global. Kebutuhan energi primer dunia diperkirakan akan meningkat cukup tinggi seiring dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan teknologi. Solusi yang banyak ditawarkan atas permasalahan tersebut adalah beralihnya ke penggunaan energi alternatif. Namun, energi alternatif yang digunakan saat ini masih terfokus pada batu bara yang memiliki dampak negatif bagi lingkungan. Fuel Cell merupakan kandidat energi alternatif yang bersih dan ramah lingkungan. Bahan bakar fuel cell merupakan hidrogen dan oksigen yang diproses secara elektrokimia menghasilkan energi listrik dan air. Namun, hidrogen tidak dapat langsung diperoleh, hidrogen ada di alam dalam keadaan berikatan dengan air maupun hidrokarbon. Dalam proses pemisahannya, para peneliti telah menemukan cara yang lebih bersih, yaitu dengan mereaksikan alumunium dan air dengan bantuan katalis. Pada penelitian ini, dilakukan proses produksi hidrogen dengan memanfaatkan limbah kaleng minuman di Laboratorium Fuel Cell Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, meliputi perakitan reaktor, pengukuran laju produksi dengan variasi dimensi luas permukaan kaleng 5,33 mm, 3,10, <20 mesh, dan karakterisasi by-product Al(OH)3. Hasil penelitian menunjukkan batas kemampuan reaktor yaitu pada 1,7 M NaOH, 2 gram Al, dan 250 gram aquades, pengukuran flowrate tertinggi diperoleh pada dimensi <20 mesh sebesar 115 ml/min/gr Al, byproduct Al(OH)3 telah dikonfimasi berdasarkan uji XRD, FE-SEM dan EDS.
CITATION STYLE
Junia, D. (2018). PRODUKSI HIDROGEN DARI LIMBAH KALENG MINUMAN BERBASIS REAKSI ALUMUNIUM DAN AIR DENGAN BANTUAN KATALIS NaOH. Risenologi, 3(1), 1–9. https://doi.org/10.47028/j.risenologi.2018.31.33
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.