Taman Baca Masyarakat (TBM) di Kota Surabaya didirikan oleh Pemerintah Kota tengah-tengah masyarakat dengan harapan masyarakat memiliki akses yang mudah terhadap sumber bacaan. Dengan demikian tujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat dapat segera terwujud dan upaya meningkatkan indeks literasi nasional dapat meningkat. Selain berfungsi sebagai layaknya perpustakaan umum, TBM menjadi tempat belajar dan bermain anak-anak sepulang mereka dari sekolah. Diperlukan ketrampilan dan kemampuan yang memadai bagi seorang petugas TBM untuk dapat memberikan pelayanan bagi masyarakat pengunjung TBM. Petugas TBM yang direkrut oleh pemerintah Kota Surabaya dengan tugas pokok yang meliputi tugas administrasi, kepustakaan, dan tugas pengajaran. Multi tugas ini membutuhkan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang mumpuni, akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa hanya 33.3% petugas TBM memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan diskripsi tugas tersebut. Mengingat peran penting petugas TBM maka diperlukan upaya untuk meningkatkan ketrampilan petugas sehingga kebutuhan literasi masyarakat dapat terlayani dengan baik. Dalam pengabdian kali, tim mencoba memperkenalkan model literasi berimbang yang telah disesuaikan dengan kondisi umum di TBM. Kegiatan dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu Tahap pemotretan kondisi eksisting sehingga problematika di TBM dapat diselesaikan melalui kegiatan pengabdian; dan langkah kedua dilakukan dalam format modeling yang dapat dilanjutkan implementasinya di masing-masing TBM.
CITATION STYLE
Nuswantara, K., Bhawika, G. W., Suarmini, N. W., & Marsudi, M. (2019). Implementasi Model Literasi Berimbang di Taman Baca Masyarakat (TBM) Di Kota Surabaya. SEWAGATI, 3(2). https://doi.org/10.12962/j26139960.v3i2.5829
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.