Musik memiliki keterkaitan dengan fisika dan psikologi. Konsep fisika seperti frekuensi, amplitudo, dan harmoni merupakan bagian dari fenomena fisika yang inheren dengan musik. Musik adalah kebutuhan ekspresi manusia. Hal tersebut yang membuat musik inheren dengan psikologi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian wawancara pada tiga narasumber ahli di bidangnya dan observasi pada dua puluh apresiator yang menjadi partisipan. Hanya 32.59% diantaranya yang menggemari musik metal karena nadanya yang tidak nyaman didengar. Sisanya lebih menggemari musik instrumental karena nadanya yang indah dan harmonis. Musik metal menghasilkan 3.000 Hz, sedangkan musik instrumental lembut menghasilkan 528 Hz. Batas manusia bida mendengar suara berkisar di 20 Hz sampai 20.000 Hz. Namun, penting untuk diingat bahwa pengaruh musik pada psikologis individu dapat bervariasi. Setiap orang memiliki preferensi musik yang berbeda dan dapat merespons secara unik terhadap genre tertentu. Beberapa orang mungkin menemukan musik metal membantu. Sementara yang lain mungkin tidak merasa terhubung atau bahkan merasa terganggu olehnya, seperti halnya apresiator yang merupakan anak kecil yang kabur ketika diberikan musik metal dan apresiator dewasa yang meminta musik metal tersebut untuk dihentikan diputar. Kemudian, beberapa orang mungkin menemukan musik instrumental lembut sangat menyenangkan dan menenangkan, sedangkan beberapa diantaranya justru merasa musik instrumental lembut ini dapat menimbulkan perasaan kecemasan karena suatu pengalaman. Seperti halnya yang dirasakan seorang apresiator remaja yang menyatakan bahwa mendengar musik instrumental dapat membuatnya menangis.
CITATION STYLE
Anindya Lestari, R., Sukardi, R. R., Kayla Cahyadi, M. C., & Maulana Febrian, Y. (2023). STUDI KASUS KOMPARASI GENRE MUSIK METAL DAN INSTRUMENTAL TERHADAP PERSEPSI APRESIATOR. Jurnal Inovasi Global, 1(1), 1–5. https://doi.org/10.58344/jig.v1i1.1
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.