Gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan ginjal hanya berfungsi 5% atau kurang harus segera ditangani baik dengan terapi HD atau transplantasi ginjal. Hemodialisis merupakan suatu terapi pengganti fungsi ginjal dengan tehnik dialisis atau filtrasi untuk mengeliminasi sisa-sisa produk metabolisme (protein), koreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit antara kompartemen darah dan dialisat melalui selaput membran semi permiabel yang berperan sebagai ginjal buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisa pada penderita gagal ginjal kronik. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, dengan jumlah sampel 44 orang, yang dilaksanakan pada bulan Februari 2021. Analisa data dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan uji paired sample t test. Pada pasien gagal ginjal kronik sebelum hemodialisa dengan skor minimum 54 dan skor maksimum 203,7 dengan jumlah sampel 44 orang didapatkan nilai mean 109,7. Pada pasien gagal ginjal kornik sesudah hemodialisa dengan skor minimum 13,7 dan skor maksimum 90,7 dengan jumlah sampel 44 orang didapatkan nilai mean 31,4. Hasil penelitian dengan uji paired sample t test bahwa terdapat perbedaan perbandingan kadar ureum pre dan post hemodialisa di RS Ahmad Mokhtar Bukit Tinggi tahun 2021 dengan nilai p= 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap perubahan kadar ureum sebelum dan sesudah cuci darah. Diharapkan bagi profesi keperawatan untuk dapat mengaplikasikan memberikan arahan kepada pasien gagal ginjal kronik agar dapat melakukan cuci darah yang teratur.Kata kunci : Kadar Ureum Sebelum dan Sesudah hemodialiasa
CITATION STYLE
Syuryani, N., Arman, E., & Putri, G. E. (2021). PERBEDAAN KADAR UREUM SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISA PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 4(2), 117. https://doi.org/10.30633/jsm.v4i2.1292
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.