PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI PEWARNA ALAMI BENANG PADA KELOMPOK MASYARAKAT DI DESA BLONSAT

  • Julung H
  • Supiandi M
  • Utami Y
N/ACitations
Citations of this article
6Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Abstrak: Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sudah mulai ditinggalkan karena begitu banyak munculnya pewarna sintetik yang mudah diperoleh dan mudah digunakan. Padahal pemakaian pewarna sintetik bisa menimbulkan dampak negatif bagi tubuh akibat pemakaiannya yang berlebihan. Selain itu pengetahuan masyakat terhadap pewarna alami sudah semakin sedikit sehingga dapat dapat mengancam hilangnya pengetahuan dan kearifan lokal terhadap penggunaan tanaman sebagai pewarna alami. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalam memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat tenatang berbagai tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pewarna alami dan betapa pentingnya menjaga kearifan lokal yang berkaitan teknik pewarna alami dari tumbuhan dan meberikan keterampilan kepada masyarakat bagaimana menracik dan mengolah pewarna alami dari tumbuhan. Hasil PKM didapat 8 tanaman yang bisa dimafaatkan sebagai pewarna alami benang/ kain. Cara pengolahannya yaitu dengan cara direbus, di tumbuk dan di parut. Warna yang dihasilkannya sebagai berikut, pinang menghasulkan warna coklat, bunga pacar air menghasilkan warna jingga, sirih menghasilkan warna coklat muda, kunyit menghasilkan warna orange, jengkol menghasilkan warna coklat, kemunting menghasilkan warna ungu, nangka kuning dan coklkat serta ngkeleban menghasilkan warna hitam dan coklat muda.Kata Kunci: Tumbuhan, Pewarna alami, Desa Belonsat.

Cite

CITATION STYLE

APA

Julung, H., Supiandi, M. I., & Utami, Y. E. (2023). PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI PEWARNA ALAMI BENANG PADA KELOMPOK MASYARAKAT DI DESA BLONSAT. JPPM: Jurnal Pelayanan Dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(1), 26–39. https://doi.org/10.31932/jppm.v2i1.2367

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free