ABSTRAKMasyarakat kota Pontianak khususnya di Kecamatan Pontianak Utara sebagian besar menggunakan beberapa anak sungai / parit sebagai aliran pembuangan limbah, sistem pembuangan di Pontianak masih menerapkan on site system dalam arti black water dibuang ke tangki septik (septic tank) sedangkan grey water langsung dibuang ke anak sungai / parit yang menyebabkan air sungai / parit tersebut menjadi tercemar sehingga kualitas air sungai Kapuas menurun. Melihat dari adanya masalah ini maka perlu dilakukan suatu usaha untuk mengetahui seberapa besar kontribusi limbah domestik khususnya Kelurahan Siantan Tengah dan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara dalam memberikan beban pencemaran bagi Sungai Kapuas. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap enam anak sungai/parit yang ada di Kecamatan Pontianak Utara untuk mengetahui akumulasi beban pencemaran yang akan masuk ke Sungai Kapuas serta potensi beban pencemaran untuk 20 tahun kedepan, sehingga dapat dilakukan upaya pengendalian yang tepat terhadap masing masing anak sungai/parit berdasarkan jenis pencemaran dan juga tingkat pencemarannya.Penelitian ini dilakukan dienam anak sungai / parit yaitu Parit Pekong, Parit Wan Salim, Parit Bangseng, Parit Makmur di Kelurahan Siantan Tengah, serta Sungai Putat dan Sungai Selamat di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara, sedangkan perhitungan beban pencemaran hanya dapat dihitung pada lima anak sungai / parit yakni Parit Pekong, Parit Wan Salim, Parit Makmur, Sungai Putat dan Sungai Selamat. Sampel air diambil pada saat kondisi surut tanggal 2 Maret pukul 18.49 WIB dan pada saat kondisi pasang pada tanggal 3 Maret pukul 12.00 WIB. Sampel air diambil secara bersamaan pada enam titik lokasi, kemudian dilakukan pengukuran penampang saluran, kecepatan aliran dan debit dari masing-masing anak sungai/parit. Parameter yang dianalisis adalah BOD, COD, Total Phosfat, Total Nitrogen, Total Coliform, suhu dan pH.Beban pencemaran (BP) dihitung dengan menggunakan rumus yang terdapat dalam Permen LH Nomor 1 Th 2010. Nilai total BP dari lima anak sungai/parit sebagai berikut: -kondisi surut a) BP BOD = 1.146 kg/hari b) BP COD = 10.301 kg/hari c) BP Total Phosfat = 394 kg/hari d) BP Total Nitrogen = 1.387 kg/hari. –kondisi pasang a) BP BOD = 3.563 kg/hari b) BP COD = 21.146 kg/hari c) BP Total Phosfat = 445 kg/hari d) BP Total Nitrogen = 1.173 kg/hari. Potensi beban pencemaran (PBP) dihitung sampai 20 tahun kedepan. PBP yang dihasilkan dari kegiatan domestik yaitu pemukiman yang berada disekitar anak sungai / parit setiap dalam 5 tahun akan naik sebesar 8 %. PBP dari setiap parameter untuk 20 tahun kedepan sebagai berikut : BOD akan dihasilkan sebesar 4.612 kg/hari, COD akan dihasilkan sebesar 8.841 kg/hari, Total Nitrogen akan dihasilkan sebesar 1.975 kg/hari dan Total Phosfat akan dihasilkan sebesar 331 kg/hari. Parit Pekong memiliki presentase paling besar yaitu 34,91% dalam total PBP yang akan masuk ke Sungai Kapuas. Dari hasil penelitian maka harus dilakukan pengendalian pencemaran air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air PP No. 82 Th 2001. Upaya pengendalian pencemaran air yang bisa dilakukan Pemerintah Kota Pontianak adalah: a) pembinaan kesadaran masyarakat sejak dini khususnya yang tinggal di sekitar sungai/parit b) Merealisasikan perencanaan pembuatan IPAL di Pontianak c) pada industri yang sudah mempunyai IPAL diharapkan dapat merawat IPAL tersebut sehingga tidak akan menghasilkan limbah yang melampaui baku mutu.Kata – kata kunci : Sungai Kapuas di Pontianak, Beban Pencemaran, Pengendalian Pencemaran
CITATION STYLE
FEBRIANTI, N. (2014). STUDI BEBAN PENCEMARAN SUNGAI KAPUAS AKIBAT BUANGAN DARI DRAINASE DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA KOTA PONTIANAK (Studi Kasus: Kelurahan Siantan Tengah dan Kelurahan Siantan Hilir). Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 2(1). https://doi.org/10.26418/jtllb.v2i1.7111
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.